Nasib Umi dan 6 anaknya

Tuesday, July 26, 2011

Di rumah kecil berukuran tiga kali 7 meter. Umi Kulsum tinggal bersama suami dan 6 orang anaknya. Bangunan rumahnya bukan dari dinding tetapi anyaman bambu dan berlantai tanah. Umi tidak bekerja karena harus mengurus kelima anaknya yang masih kecil. Sedangkan suaminya hanya pekerja serabutan sebagai buruh bangunan panggilan. Ditanya soal gaji suami, Umi hanya menjawab “saya tidak tahu soalnya tidak pernah pasti” saya tetap bertanya “ kira kira sebulan dapat sekitar berapa?” umi hanya menggeleng geleng tidak tahu.   Untuk memenuhi kebutuhan suaminya juga mengurus hewan titipan seperti ayam, kambing dan sapi di sebelah rumahnya. Jika hewan-hewan itu memiliki anak maka dia beruntung, karena akan mendapatkan anak hewan piaraan itu. Untuk menghidupi 8 anggota keluarga dengan pekerjaan serabutan, memang tidak masuk akal di jaman yang serba mahal ini. Anak bungsunya masih berumur 3 tahun sedangkan anak sulungnya lulusan sd dan tidak melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama karena lebih memilih bekerja. Keempat anaknya yang lain masih sekolah dasar. Dengan adanya Bantuan Operasional Pemerintah anak-anaknya bisa bersekolah gratis. Tetapi bukankah banyak kebutuhan lain yang harus dipenuhi yaitu kesehatan, hiburan dan keperluan yang tidak terduga. Umi mengaku tidak pernah mendapatkan bantuan langsung dari pemerintah. Bantuan Langsung Tunai dan beras yang wajib diterima oleh warga miskin pun dia tidak pernah mendapatkan. Umi tidak tahu alasan kenapa dia tidak mendapatkan bantuan. Harapannya agar pemerintah lebih diperhatikan keluarganya. Dengan bantuan yang dapat menunjang kehidupannya.